ILMU ALAMIAH DASAR
BAB 6
Geografi dalam Kehidupan Makhluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup
organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari
bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi
berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali
penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi.
Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali
penyebaran organisme.
Studi
tentang penyebarn spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu
tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut
kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok
terhadap daerah yang ditempatinya.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk
kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda.
Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan
dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari
penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari
peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan
luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis,
dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi
daratan dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan
di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi
lingkungan yang sesuai.
B. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata, meliputi daerah yang luas dan
waktunya lama (30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi.
Unsur-unsur iklim antara lain meliputi letak garis lintang, letak tinggi
tempat, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, pengaruh arus laut, pengaruh
topografi dan vegetasi. Iklim berdasarkan letak garis lintang disebut juga
iklim matahari.
1. Iklim Matahari
Iklim matahari disebut juga iklim garis lintang, karena didasarkan atas
letak lintang suatu wilayah di permukaan bumi. Iklim ini dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
a. Iklim tropis, terletak antara 23½º LU – 23½º LS.
Cirinya suhu udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi.
b. Iklim sub tropis, terletak antara 23½º – 40o baik di
belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya tekanan udara selalu
tinggi dan kering. Oleh sebab itu pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir
dan savana.
c. Iklim sedang, terletak antara 40o – 66½º baik di
belahan bumi utara mapun belahan bumi selatan. Cirinya daerah ini memiliki
empat musim, yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi.
d. Iklim dingin atau kutub, terletak antara 66½º – 90º,
baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan. Cirinya suhu udara
sangat dingin.
Berdasarkan
klasifikasi ini Indonesia termasuk beriklim tropis, karena seluruh wilayah
Indonesia berada di antara garis balik utara (23½º LU) dan garis balik selatan
(23½º LS). Ingatkah kalian bahwa Indonesia berada 6º LU s/d 11º LS.
2. Iklim Yunghuhn
Yunghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan
tanaman budidaya yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Kita tahu bahwa semakin
tinggi tempat maka suhu makin dingin. Oleh sebab itu tanaman budidaya yang
dapat tumbuh akan berbeda-beda. Berikut pembagian iklim menurut Yunghuhn.
Sejarah geologi
Kira-kira
200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua
utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebutPangaea.
Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun
1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul
Benua-benua dan Lautan.
Pada awal
tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental
drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai
memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira
125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu
secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika
Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6
juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna,
beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi
ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan
dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika
Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh
besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini.
Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks,
rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat
awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya
terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan
benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53
juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi,
yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika
Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat
Antartika.
Penghambat
Fisik
Faktor
penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi
geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier),
dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang
tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi
dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch
di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis
burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat
keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Kita mengetahui bahwa makhluk hidup
itu berkembangbiak, misalnya bagi makhluk yang hidup di daratan, air merupakan
hambatan (water barrier) sedangkan sebaliknya bagi makhluk air, daratan
merupakan hambatan (land barrier). Daratan yang sempit juga dapat menjadi
hambatan, misalnya Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan berupa filter
atau saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik.
Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi jembatan penyebrangan antara Eurasia
dan Australia.
Penyebaran hewan dari protozoa
sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis
artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang
mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan
“barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar
fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi
penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi
penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin.
Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas
benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim
seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta
lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya
makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran
suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan,
tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis
sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat
penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah
rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau
minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk
hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang
minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat
beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut
hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.
Tiga faktor inilah yang menentukan
adanya variabilitas biogeografi, namun tentunya ada faktor lain yang
menentukan variabilitas yaitu variasi genetic hasil perkawinan dan mutasi
genetic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar