MATEMATIKA DAN ILMU
ALAMIAH DASAR
BAB 3 RUANG LINGKUP IPA
A. Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil. Sedangkan
makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar.
B. Mengenal Alam Semesta dan Isi
Alam Semesta
1.
Mengenal Alam Semesta
Bagaimana alam semesta ini tercipta? Dan berapa umurnya? Ilmu pengetahuan
sangat luas, kadang-kadang berhadapan dengan masalah yang sangat kecil umurnya
seperti sel. Tetapi kadang-kadang dihadapankan pada masalah yang sangat besar
ukuranya seperti alam semesta. Mikrokosmos mempelajari hal-hal kecil yang
berukuran kecil. Sel, atom, proton, dan electron merupakan beberapa contoh dari
mikrokosmos. Sedangkan Makrokosmos yang mempelajari hal-hal besar seperti alam
semesta. Sedangkan mikrokosmos dan makrokosmos termasuk kedalam alam semesta.
a) Mikrokosmos
Pada tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robert Hooke dengan menggunakan
mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur
gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini disebut sel
oleh para ilmuan dan sel ini sebagai kotak-kotak kecil yang berisi kehidupan.
Dengan mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya sebagai wadah
kehidupan, tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Sampai saat ini belum ada
ahli kimia yang mampu meniru produksi antibody tertentu padahal merupakan
kegiatan rutin setiap hari bagai para ahli.
Mikroskop yang mempunyai perbesaran seribu kali dapat dipergunakan untuk
mengamati Euglena. Euglena ialah organisme bersel tunggal dan dapat diambil
sebagai contoh dari prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan. Dari organisme ini
ternyata dapat diterapkan pada organisme tinggkat tinggi seperti manusia,
sehingga proses kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari mikrokosmos benar-benar
menakjubkan karena dalam ukuran yang sangat kecil. Kenyataan awal
kehidupan yang di pelajari pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia
makrokosmos yang berukuran sangat besar sebagai awal perkenalan untuk
alam semesta.
b) Makrokosmos
Setelah Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit
ditemukan. Teleskop refraktor yang di temukannya mampu menjadikan mata manusia
”lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad yang lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari selubung
mitologi.
Keindahan benda langit sangat menarik perhatian, sehingga banyak teori yang
telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata surya. Pada
awal abad 20 salah satu teori menyatakan bahwa planet-planet terbentuk dari
sebagian bahan matahari yang terlempar keluar yang disebabkan oleh adanya
bintang lain yang bergerak mendekati matahari. Akibatnya terjadi gaya tarik antara
matahari dengan bintang-bintang. Dari gaya tarik-menarik inilah yang
menyebabkan sebagian bahan matahari terlempar keluar, dan membentuk planet.
Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Immanuel kant dan laplace
dan disempurnakan oleh Gerald P kuiper dan CF van wiszacker yang disebut dengan
teori kondensasi. Teori ini mengatakan “mula-mula ada kabut gas dan debu atau
nebula, karena mendingin lalu menyusut semakin lama semakin cepat
berputar dan akhirnya berbentuk bulat pipih dan cakram”. Kebanyakkan bahan
berada di tengah dan membentuk matahari sedangkan bahan yang keluar membentuk
planet-planet. Jika tata surya sesuai dengan teori ini tentu di jagad raya ini
banyak tata surya.
Menurut pendapat dari dua penelitian diatas dapat diambil pembahasan sebagai
berikut :
1. Alam Semesta dan Tata Surya
a. Mengenal Alam Semesta
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Dalam
mikrokosmos kita mempelajari benda-benda yang memiliki ukuran sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos mempelajari
benda-benda yang memiliki ukuran sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi dan sebagainya.
b. Teori Terjadinya Alam Semesta
-
Teori Dentuman
Berdasarkan teori ini, alam semesta terbentuk karena adanya ledakan massa
yang sangat hebat yang disebabkan oleh adanya reaksi inti.
-
Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini mengungkapkan bahwa galaksi dan bintang-bintang terbentuk pada
saat massa ekspansi.
c. Isi Alam Semesta
Alam semesta terdiri dari semua materi, termasuk
tenaga dan radiasi serta segala hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap
percaya bahwa pasti ada di antariksa. Bumi, Bulan, planet-planet, galaksi, dan
bintang. Matahari merupakan salah satu bintang diantara 200 milyar bintang lain
yang bergerak dalam satu sistem disebut Galaksi Bimasakti. Perhitungan sampai
angka 200 milyar bintang ini merupakan perkiraan dari sebuah galaksi (yakni
Bimasakti) yang memiliki garis tengah sekitar 100.000 tahun cahaya.
Di alam semesta ini terdapat beratus-ratus galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dilihat dari bentuknya terdapat beberapa tipe, antara lain galaksi spiral, galaksi spiral berbatang, galaksi elips, dan galaksi yang tidak beraturan. Berdasarkan umumnya, diduga berturut-turut galaksi yang tidak beraturan merupakan galaksi termuda, kemudian galaksi spiral, dan yang tertua adalah galaksi elips.
Di alam semesta ini terdapat beratus-ratus galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dilihat dari bentuknya terdapat beberapa tipe, antara lain galaksi spiral, galaksi spiral berbatang, galaksi elips, dan galaksi yang tidak beraturan. Berdasarkan umumnya, diduga berturut-turut galaksi yang tidak beraturan merupakan galaksi termuda, kemudian galaksi spiral, dan yang tertua adalah galaksi elips.
Teori-teori terjadinya alam semesta
- Teori Letusan Hebat
Pada tahun 1917, secara matematik ditentukan
bahwa terdapat massa bahan yang hampir seragam yang keseimbangannya tak
tentu antara kekuatan tarik gravitasi dan kekuatan dorongan dari kosmik lain
yang tidak dikenal. Tahun 1922, seorang ahli fisika Rusia muncul dengan
pemecahan soal tersebut, ia mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan,
bahkan jagad raya terus meluas dan seluruh partikel saling menjauhi dengan
kecepatan tinggi. Teori letusan hebat ini juga biasa disebut dengan teori
"Big Bang". Pada teori big bang mengatakan bahwa sebelumnya alam
semesta bukan merupakan materi, tetapi suatu ketika ia berubah menjadi materi
yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena
adanya reaksi inti, maka terjadilah letusan yang hebat.
Namun sayang, teori ini berlawanan
dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang, pada teori ini mengatakan bahwa
jagad raya akan terus meluas dan saling menjauhi dengan kecepatan tinggi, namun
pada sistem tata surya kita, yakni "Bimasakti", bukannya saling
menjauh, tetapi malah berjalan sesuai dengan orbitnya masing-masing.
- Teori Keadaan Tetap
Teori ini dikemukakan oleh ahli
astronomi Inggris, bernama Fred Hoyle serta beberapa ahli astro-fisika inggris.
Teori ini mengungkapkan bahwa jagat raya tidak hanya sama dalam ruang
angkasa-asas kosmologi, tetapi juga tak berubah dalam waktu asas kosmologi yang
sempurna.
Teori ini sangat
berlawananan dengan teori pertama. Teori pertama menyatakan bahwa alam semesta
akan bergerak menjauh, dan otomatis akan ada suatu ruang kosong di dalamnya,
sedangkan teori kedua ini, kita harus menerima bahwa zat baru akan selalu
diciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaksi. jadi, galaksi yang
baru akan tercipta menggantikan galaksi yang menjauh.
Sumber :
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, abu dan supatmo. 2004. Ilmu alamiah dasar. Rineka cipta: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar