BAB 11
MANUSIA DAN HARAPAN
1. Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pengertian-harapan/
2. A.
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah
yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkala, mempunyai
keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk
itu semua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau
harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan
sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton pertunjukan lawak, mereka ingin
tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak.
Apabila penonton tidak tertawa, harapan
kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya
dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan
jasmaniah misalnya makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan, dan papan),
ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu
manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia
sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
3. A. Pengertian Do’a
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’
dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat
pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang
dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
4. A. Pengertian kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu
pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada
yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
5. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya
dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan
kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati,
perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi
pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara
mempercayai pemerintah / negara.
4. Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada
Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada
Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan.
Usaha itu antara lain :
1. Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka
menolong, dermawan dan sebagainya.
4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar