BAB 5 Manusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaan
1. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan asal
katanya derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta ”dhra” artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung suatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Tuhan telah memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya di dunia, tetapi juga memberikan
penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk
tidak memalingkan darinya kepada tuhannya.
Baik dalam Al-Quran
maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang
penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan
adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan
tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan. Dalam surah Al Insyiqoq ayat
6 dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan.” Ayat
tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan
kelangsungan hidupnya.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan dibagi
menjadi dua :

Contoh : ketika
seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya.

Contoh : ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya
hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang ingin mengakhiri hidupnya.
2. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani.itu berarti
terdapat tindak yang menyakitkan bagi seorang manusia..
Dalam kitab suci
diterangkan jenis & ancaman siksaaan yang dialami manusia di akhirat nanti,
yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain ayat 40 surah Al Ankabut
menyatakan :
“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena
dosa-dosanya. Ada diantara kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad,
ada yang diganyang dengan halilintar bergerumuh dahsyat seperti kaum Tsamud,
ada pula yang kami benamkan kedalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami
tenggelamkan seperti kaum Nuh.

a. Kebimbangan, seseorang apabila
ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang diambil.
b. Kesepian, dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan ramai,sifatnya ini tidak mudah untuk bergaul.
c. Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut dibesar-besarkan yang tidak
pada tempatnya,biasanya ketakutan tersebut dialami kalau dia dalam kondisi yang
salah
3. Penyebab
seseorang menjadi ketakutan :
Para ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita
yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebayakan phobia
dimulai dengan schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau
sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang
merasa gelisah dan tertekan sejak masih kecil, tetapi phobia juga dapat
berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenangdan mantap.
4. Kekalutan
Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidak mampuan seseorang menghadipi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah
sebagai berikut :
1) nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2) nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
3) Selalu iri hati
dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi
sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan
bunuh diri.
4) Komunikasi
sosial putus dan ada yang disorientasi social
5) Kepribadian
yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6) Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
5. Tahap-tahap
gangguan jiwa :
1) Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2) Usaha
mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
3) Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
4) Krisis ekonomi
yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit
jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5) Dipicu oleh
faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam
proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6) Faktor sosial
atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya
budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,
sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak
akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat
menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun
hal ini tidak berlaku secara absolut.
v Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1) Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2) Terjadinya
konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan
dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3) Cara pematangan
bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan
sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
6. Penderitaan
& Perjuangan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam
surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali
orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari
penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah
yang yang menentukan hasilnya.
7. Penderitaan,
media massa & seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran,
layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut
merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati
manusia untuk berbuat sesuatu. Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi
tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya
seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya
tersebut.
8. sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian
sebagai berikut :
a) Nasip buruk
penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir
adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya
Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
b) Kehilangan
orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan
yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita
jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada
tuhannya.
c) Kemiskinan ,
banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan
apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita
karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan
kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
d) Bencana, tidak
ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa
kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan
kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga
sulit di sembuhkan.
v Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup
Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari
kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a. Fisiknya sering
merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b. Jiwanya sering
menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan
kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
Daftar Pustaka :
http://www.slideshare.net/akymalhabsy/ilmu-budaya-dasar-23600848
Tidak ada komentar:
Posting Komentar